LAME Essential Skills – 5 Keahlian yang Dibutuhkan untuk Menjadi Engineer yang Handal
“Knowledge is not skill. Knowledge plus ten thousand times is skill.”
— Shinichi Suzuki
Ketika seseorang mendapatkan AMEL (Aircraft Maintenance Engineer License), maka saat itu dia telah sah menjadi LAME (Licensed Aircraft Maintenance Engineer). Pemegang AMEL berhak atas ‘privilege’ untuk melakukan maintenance/preventive maintenance/alteration sebagaimana ditetapkan dalam CASR 43.3. Ia juga berhak untuk memberikan persetujuan terhadap pesawat dan bagian-bagiannya untuk kembali digunakan setelah dilakukan maintenance/preventive maintenance/alteration (approval for return to service). Meskipun privilege tersebut hanya sebatas jenis pesawat atau engine yang tercantum di dalam AMEL, namun tanggung jawab seorang engineer tidaklah main-main. Baik keputusan yang dia ambil maupun kualitas pekerjaannya memiliki dampak langsung terhadap keselamatan manusia yang berada di pesawat selama dioperasikan. Untuk itu seorang pemegang AMEL haruslah seorang engineer yang handal. Disamping hal-hal mendasar seperti pengetahuan umum mengenai pesawat dan teknik perawatan, berikut keahlian-keahlian yang diperlukan untuk menjadi engineer yang handal.
1. Troubleshooting
Menjelang pesawat landing, biasanya engineer yang bertugas di airlines atau AOC berharap tidak ada problem yang dilaporkan pilot. Demikian pula saat melakukan perawatan, diharapkan tidak ada pesan yang muncul di cockpit. Namun sayangnya trouble selalu ada meskipun tidak setiap saat. Dan engineer harus selalu siap mengatasi apapun trouble yang muncul di pesawat. Karena tidak bisa dieliminir sama sekali, maka yang bisa dilakukan adalah meminimalisir kemungkinan timbulnya trouble tersebut dan jika pun terjadi trouble jangan sampai pesawat AOG atau unserviceable terlalu lama. Disinilah troubleshooting skill engineer sangat diperlukan.
Agar dapat melakukan troubleshooting dengan baik, tentunya yang paling mendasar adalah seorang engineer harus memahami sistem pesawat yang ia tangani secara komprehensif, bagaimana sebuah sistem bekerja dan keterkaitan antara sistem tersebut dengan sistem lain. Manual pesawat umumnya menyertakan prosedur troubleshooting untuk diikuti jika terjadi masalah. Oleh karena itu engineer harus rajin dan sering membaca manual pesawat dengan teliti. Engineer yang malas membaca akan cenderung melakukan troubleshooting dengan coba-coba atau gambling. Hal ini selain tidak efektif dan membuang waktu juga mengundang bahaya. Alih-alih hilang, trouble justru malah makin bertambah.
Troubleshooting juga membutuhkan keterampilan lain, yaitu berpikir kritis (critical thinking) dan kemampuan memecahkan masalah (problem solving). Critical thinking adalah kemampuan untuk mengevaluasi dan menganalisa fakta, bukti, observasi dan argumen tanpa adanya bias dalam rangka mendapatkan sebuah kesimpulan. Sedangkan problem solving adalah kemampuan untuk menemukan sumber masalah dan mencari solusi yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Reading
Yang dimaksud keterampilan membaca disini adalah membaca publikasi teknik yang diterbitkan oleh pabrik pesawat atau engine serta manual yang dibuat oleh perusahaan tempat bekerja. Engineer harus dapat mengenal manual apa saja yang dipublikasikan oleh pabrik dan kegunaan masing-masing manual tersebut, bagaimana manual-manual disusun dan nomenklatur yang digunakan, karena setiap pabrikan bisa berbeda antara satu sama lain. Penting bagi engineer untuk membaca bab ‘introduction’ karena bab tersebut memuat petunjuk untuk menghindari pemahaman yang keliru dalam membaca isi pokok manual. Contoh, bagian pendahuluan dari illustrated parts catalog (IPC) ada yang menjelaskan tata cara bagaimana sebuah part number dapat digunakan untuk menggantikan part number lain (interchangeability). Salah memahami hal ini bisa mengakibatkan pemasangan spare part yang bukan seharusnya dipasang.
Tidak seperti dulu dimana manual pesawat semuanya dalam bentuk hard copy, saat ini umumnya manual pesawat dapat disajikan secara elektronik melalui software aplikasi atau web-based dan dapat diakses dari perangkat bergerak (mobile device). Bentuk manual secara elektronik memungkinkan pengguna melakukan pencarian (search query) dengan lebih cepat. Namun terkadang teknik pencarian yang efektif tidak selalu dimiliki sehingga misalnya saat engineer mencari prosedur maintenance tertentu, prosedur tersebut tidak ditemukan padahal sebenarnya ada di manual. Setiap pabrikan pun ternyata memiliki syntax pencarian yang berbeda, misalnya tidak mengenali karakter tertentu, case sensitive, dsb. Engineer perlu tahu mengenai hal ini.
Selain manual dari pabrik, manual lain yang harus dibaca secara cermat oleh engineer adalah Company Maintenance Manual (CMM) beserta manual-manual turunannya. CMM merupakan dokumen yang wajib dimiliki oleh AOC dan dibuat untuk menjadi pedoman bagi engineer dan personil di lingkungan departemen teknik dalam menjalankan fungsinya masing-masing secara akuntabel. Pelanggaran terhadap prosedur di CMM dapat mengakibatkan kerusakan atau kehilangan aset perusahaan bahkan dapat berdampak langsung terhadap keselamatan manusia.
3. Learning
Teknologi penerbangan adalah salah satu teknologi yang perkembangannya sangat cepat. Engineer yang baik seyogyanya memiliki antusias terhadap perkembangan teknologi aviasi, apalagi jika teknologi tersebut berkaitan dengan pekerjaannya. Contoh, zaman dulu engineer helikopter tidak mengenal apa itu HUMS (Health Usage Monitoring System) yang sekarang sudah diterapkan secara luas. Perkembangan teknologi juga menuntut stakeholder untuk beradaptasi, termasuk regulator. Banyak regulasi yang dibuat atau direvisi untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, contohnya kewajiban untuk menerapkan ADS-B Out system di pesawat. Oleh karena itu, ada baiknya pula jika engineer senantiasa meng-update dirinya dengan regulasi-regulasi baru disamping mempelajari regulasi-regulasi yang sudah berjalan namun belum dimengerti.
4. Communication
Engineer bekerja tidak sendirian. Saat bekerja, mereka akan berinteraksi dengan banyak pihak seperti ground handling, ATC, logistik, manajemen, operation control center (OCC), mekanik, sesama engineer dan terutama pilot. Engineer harus selalu membangun komunikasi yang baik dengan air crew khususnya dalam hal membahas kondisi pesawat. Saat pilot mengungkapkan ada masalah pada pesawat, engineer harus mendapatkan informasi yang utuh dan lengkap agar dapat melakukan tindakan korektif dengan benar. Komunikasi tidak hanya sebatas verbal saja, tapi juga non-verbal misalnya korespondensi melalui e-mail, menuangkan detail pekerjaan maintenance ke aircraft technical log dan mengisi form. Karena bahasa inggris merupakan lingua franca di dunia penerbangan, maka wajib pula bagi engineer untuk menguasai bahasa inggris dengan baik.
5. Positive Attitude
Yang terakhir ini nampaknya tidak hanya di dunia penerbangan, dimana saja bahkan di organisasi kriminal sekalipun positive attitude tetap diperlukan. Engineer harus mampu mengedepankan sikap positif dalam berbagai situasi dan menangani situasi tersebut dengan kepala dingin, karena situasi yang dihadapi oleh engineer terkadang cukup kompleks dan penuh tekanan. Jika ia memimpin sebuah tim, sikap positif yang ia tunjukkan akan meningkatkan moral engineer/mekanik yang dipimpinnya sehingga mereka akan tetap bekerja yang terbaik demi mencapai target.
Nah, itulah lima keahlian yang harus dimiliki untuk menjadi aircraft maintenance engineer yang handal. LAME adalah profesi yang menarik. Jika anda bercita-cita jadi seorang LAME, berusahalah untuk memiliki keahlian-keahlian di atas karena AOC tentu berharap agar para engineernya handal dan tangguh agar keselamatan crew dan penumpangnya lebih terjamin.
Wow that was strange. I just wrote an incredibly long comment but after I clicked submit my
comment didn’t show up. Grrrr… well I’m not writing all
that over again. Anyways, just wanted to say fantastic blog!