Riak Mungil di Tepi Samudra
“The journey of a thousand miles begins with one step”
— Lao Tzu
Sebenarnya cukup memprihatinkan bahwa artikel pertama di blog ini ditulis pada masa pandemi COVID-19. Saat artikel ini ditulis, jumlah orang yang terpapar virus COVID-19 di Indonesia telah mencapai 39.294 orang, 15.123 orang berhasil sembuh dan yang meninggal sebanyak 2.198 orang. Sementara di tingkat global, jumlah kasus positif yang terkonfirmasi mencapai 7.761.609 orang dan virus ini telah merenggut nyawa 430.241 orang. Sejak WHO menetapkan wabah COVID-19 sebagai pandemi pada tanggal 12 Maret 2020, sebuah protokol kesehatan baru diterapkan yang di kemudian hari akan membawa dampak bagi perekonomian dunia.
Wabah COVID-19 telah menyebabkan banyak bisnis terpaksa berhenti beroperasi, tak terkecuali sektor penerbangan. Airline adalah salah satu bisnis yang paling terpukul dengan adanya pandemi ini, karena banyak negara menerapkan kebijakan ‘lockdown’ sehingga semua bandara pun ditutup dan setiap orang lebih memilih diam di rumah (stay at home).
Avianca, Flybe, Virgin Australia dan South African Airlines adalah beberapa contoh maskapai penerbangan yang terpaksa mengajukan pailit. Jatuhnya harga minyak per barrel hingga minus juga secara tidak langsung mempengaruhi industri penerbangan helikopter offshore, meskipun tidak sedramatis maskapai penerbangan berjadwal. Saya pun hanya bisa berdoa agar pandemi COVID-19 ini segera berakhir dan roda perekonomian kembali berputar.
Lepas dari kondisi sulit yang disebabkan oleh pandemi virus COVID-19, saya pikir kita tidak boleh menyerah begitu saja kepada keadaan. Justru kondisi ‘new normal’ yang akan kita hadapi ini mungkin memberikan peluang-peluang baru, jika kita jeli melihatnya. Saya membuat blog ini dengan harapan semoga konten yang ada dapat sedikit menambah wawasan anda terutama mengenai dunia teknologi penerbangan. Tentu sudah banyak sekali blog bertopik penerbangan yang sangat bermanfaat dan jauh lebih komprehensif yang bisa anda kunjungi, membuat blog ini ibarat riak mungil di samudera yang luas.
Bicara tentang samudra, saya jadi teringat salah satu tokoh penerbangan nasional, Pak Samudra Sukardi, sewaktu beliau menjabat sebagai Direktur Utama Pelita Air periode 2005 – 2007. Dalam paparan tahunan perusahaan, beliau pernah berkata bahwa hampir semua disiplin ilmu ada di dalam dunia penerbangan. Sebut ilmu apa saja pasti ada di penerbangan, mulai dari ilmu teknik material, teknik mesin, elektronika, teknologi informasi, keuangan, manajemen dan sebagainya. Banyak sekali disiplin ilmu yang terlibat. Oleh karena itu, bidang penerbangan ini cakupannya sangat luas.
Ingin rasanya membedah satu persatu semua disiplin ilmu yang terlibat dalam sebuah industri penerbangan, tapi rasanya tidak mungkin. Selain pengetahuan yang masih terlampau dangkal, saya khawatir blog ini malah jadi bias. Untuk itu, saya akan coba untuk membatasi blog AeroTechVenturer ini di ‘niche’ tertentu saja, yaitu teknologi penerbangan, wa bil khusus, penerapan teknologi dalam perawatan pesawat. Namun demikian, AeroTechVenturer juga akan menyajikan topik mengenai tips, informasi, regulasi serta tokoh yang berkaitan dengan dunia penerbangan. Dalam artikel-artikel selanjutnya, saya akan mengajak anda untuk sedikit mengintip aplikasi teknologi-teknologi mutakhir di dunia aviasi, seperti Blockchain, Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Artificial Intelligence (AI), dan sebagainya. Penasaran? Tunggu artikel-artikel berikutnya!